6.14.2009

APOLOGI MENJELANG TIDUR

Teleponku semalam
sebentar kita bercerita
topeng dari diriku yang merindumu

Kau dengarkan dan terima
Itu topeng akan
Akan struktur budaya sungkan jawa

Kau bilang kita berbeda jauh
Kujawab dengan teori lama
Bodohnya aku
Itu isyarat……
Tak ada apa-apa….. seperti dulu….

Aku ambil gitar dan bernyanyi
Tak lagi ada nada dan irama bertalu
Lalu ku tuang saja tinta
Dan inilah kata-kata!

Kali banteng 07 maret 2008

TELEPHON, DOMPET

Tanda yang sama berulang
Dulu dan sekarang bagian pengasingan
Ada yang belum izinkan mendekati kerapuhan dan kehinaan

Hentilah disini harapmu
Nikahi saja dalam kata-kata…
………………………..
Kalibanteng 07 maret 2008

DOA

Tuhan tak akan ada hujat buatMu
Bila yang dimimpi terhjauhi

Kali banteng 07 maret 2008

WARTA

Kawan aku kan segera menikah
Katamu di perjumpaan perdua malam
Aku takjub dan bahagia
Dari misteri tak berkesudahan

Terimalah halal bagimu
Karena percintaan mulut tak lagi kuterima

Kali banteng 07 Maret 2008

LAGU ANAK-ANAK

Bila yang resah mengunduh gundah
Benang merah saja tak terurai kusut sudah
Memadamkan ras yang mulai akut
Dari pijaran lilin yang menyempit di pinggir baskom

Ada cinta pada suara
Isyarat keras kepala
Ketakutan yang tersembunyi
Tertawalah saja…..hilang sudah

Anak-anak kecil dalam kabel
Mengais tetek ibu yang linglung
Mudah saja………
Jawab saja iya lalu pergi

07 Maret 2008

KALA SEMUA PERGI

Sedang yang datang tak seperti sedia kala
Semua berkelindan cepat tanpa di angan
Hasil akhirnya hanya bisa merutuk
walau dengan cepat datang kembali menghardik

budaya adalah rangkaian proses perjalanan
tidak pelak menutup menghindar
suatu niscaya pin kan raib berganti
duduk saja di pelan biru itu


bintang bincang telah menghilang
setelah larut aduk kini menjangkiti desa
sisakan keterdamparan di pucuk pegunungan
menepkan lahan suaka para danyang lava

Klepu 02 Maret 2008


BUBUHI DIAM

wajah tirus datang penuh luka
kini hadir di lerai mimpi paruh malam
bertanding dengan sayatan gubahan syair kepedihan
akan harap yang silih berganti berkhianat

syaraf menegang berkelinjang memikir
melipat raut kulit gerogoti waktu
pun malam telah banyak menyapamu
seperti terik memandikanmu pada gelayutan lelah

dan tak ada amarah
pun menghilang hardik
lalu habis omelan
bukankah aku rindu itu……..ayah

Klepu 02 Maret 2008

Gerai-gerai memagar terhampar
Mengusir hujan tajam

Tidak ada komentar: