APOLOGI MENJELANG TIDUR
Teleponku semalam
sebentar kita bercerita
topeng dari diriku yang merindumu
Kau dengarkan dan terima
Itu topeng akan
Akan struktur budaya sungkan jawa
Kau bilang kita berbeda jauh
Kujawab dengan teori lama
Bodohnya aku
Itu isyarat……
Tak ada apa-apa….. seperti dulu….
Aku ambil gitar dan bernyanyi
Tak lagi ada nada dan irama bertalu
Lalu ku tuang saja tinta
Dan inilah kata-kata!
Kali banteng 07 maret 2008
TELEPHON, DOMPET
Tanda yang sama berulang
Dulu dan sekarang bagian pengasingan
Ada yang belum izinkan mendekati kerapuhan dan kehinaan
Hentilah disini harapmu
Nikahi saja dalam kata-kata…
………………………..
Kalibanteng 07 maret 2008
DOA
Tuhan tak akan ada hujat buatMu
Bila yang dimimpi terhjauhi
Kali banteng 07 maret 2008
WARTA
Kawan aku kan segera menikah
Katamu di perjumpaan perdua malam
Aku takjub dan bahagia
Dari misteri tak berkesudahan
Terimalah halal bagimu
Karena percintaan mulut tak lagi kuterima
Kali banteng 07 Maret 2008
LAGU ANAK-ANAK
Bila yang resah mengunduh gundah
Benang merah saja tak terurai kusut sudah
Memadamkan ras yang mulai akut
Dari pijaran lilin yang menyempit di pinggir baskom
Ada cinta pada suara
Isyarat keras kepala
Ketakutan yang tersembunyi
Tertawalah saja…..hilang sudah
Anak-anak kecil dalam kabel
Mengais tetek ibu yang linglung
Mudah saja………
Jawab saja iya lalu pergi
07 Maret 2008
KALA SEMUA PERGI
Sedang yang datang tak seperti sedia kala
Semua berkelindan cepat tanpa di angan
Hasil akhirnya hanya bisa merutuk
walau dengan cepat datang kembali menghardik
budaya adalah rangkaian proses perjalanan
tidak pelak menutup menghindar
suatu niscaya pin kan raib berganti
duduk saja di pelan biru itu
bintang bincang telah menghilang
setelah larut aduk kini menjangkiti desa
sisakan keterdamparan di pucuk pegunungan
menepkan lahan suaka para danyang lava
Klepu 02 Maret 2008
BUBUHI DIAM
wajah tirus datang penuh luka
kini hadir di lerai mimpi paruh malam
bertanding dengan sayatan gubahan syair kepedihan
akan harap yang silih berganti berkhianat
syaraf menegang berkelinjang memikir
melipat raut kulit gerogoti waktu
pun malam telah banyak menyapamu
seperti terik memandikanmu pada gelayutan lelah
dan tak ada amarah
pun menghilang hardik
lalu habis omelan
bukankah aku rindu itu……..ayah
Klepu 02 Maret 2008
Gerai-gerai memagar terhampar
Mengusir hujan tajam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar