BENDERA BERLAMABNG LIDAH
tak segera ku temui malam yang kau janjika
aku sudahlah sekarat sedari pagi
kemana warna yang telah kau beli itu
sedang akhirnya hanya menambah daftar sampah
engkau sendiri telah mendudukan citamu di kursi
meninggalkan aku kepayahan
tak lagi ada kenangan bagimu
hanya anagan-angan
engkau bukan lagi anak terasi dan garam
tanah berlumpur tiu pun telah di tanggalkan
mendekap dasi yag emncekik
dan tentunya tepukkan dan sebuitan
apa yang terjadi dengan mata hitammu
kenapa tak lagi kutemui di perjumpaan
hanya dua butir mata biru
sedang yang lainnya hijau
itu saja
hidup adalah sejarah yang berulang
berkelindan teratur denga ketidak teraturannya
pun engkau masih saja berputar di tragedy budaya
penyembahan berhala tradisi dan kenangan
saksi darah, air mata dan keringat yang tumpah
sebegitu murahkah pengorbanan
dari kesementaraan yang menuntu di catat
untuk disimpan dalam rak arsip
akhirnya tak ada yang tak bias digunakan sebagai senjata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar