6.14.2009

HUJAN SORE DAN ADZAN MAGHRIB

Malam menghujam kejam

Tanduk menyeringai di bola mata

Sepasang binatanag menyerang

Kantuk itu meradang sedang

Cedara tersebar di selang tawa

Hadiahi janin pertiwi

Sebutkan satu tanda damar

Adalah sepatu dengan kasut hitam

Dingin membesuk di setengah sore

Membawa air sebotol dan menyan

Tak ada lagu pengiring

Dari sepasang penganten mata angin

Terang teranglah segera

Datang dengan godam dan serat tajam

Tusuk hulu di atas kayu pinus

Serangkai kerak terbengkalai lepas

Sepagi tadi ibu meniris tempayan

Dari hujan semalam

Darinya sebait puisi tertanda

Menarikan keretakan dunia

Larilah sebelum petang menyergap

Atau tunggu sampai malam benar malam

Agar ada jeda dengan perenungan

Membaca suluk kerinduan

Aku adalah kamu yang pada

Tak ada seraten pun terurai

Karena cermin tak kan retak

Oleh segala polah yang bawa

Semarang 11 februari 2009

Tidak ada komentar: